Geografi-Bumi dan Matahari

Bumi dan Matahari

Rotasi Bumi

Bumi berputar pada porosnya memerlukan waktu 24 jam. Kutub Bumi dapat digunakan sebagai pedoman lokasi yang unik. Jika Bumi tidak berputar (berotasi) maka kedua kutub Bumi tidak akan ada dan akan timbul kesulitan dalam menentukan lokasi di permukaan Bumi.

Ketika kedua kutub Bumi telah diidentifikasi maka sebuah sistem penentuan lokasi di permukaan Bumi dapat dirumuskan, yang disebut garis lintang. Garis lintang adalah sudut yang dihasilkan dari pengukuran garis ekuator yang disinggungkan dengan permukaan Bumi (Huddart, 2010).

Revolusi Bumi

Pada waktu Bumi berputar pada porosnya, Bumi juga melakukan gerak mengelilingi matahari. Bumi membutuhkan waktu satu tahun (365,5 hari) untuk mengelilinginya. Bentuk jalur revolusi Bumi mengelilingi matahari mendekati elips. Jalur ini disebut dengan bidang edar planet atau orbit planet.

Sumbu Bumi tidak tegak lurus dengan bidang edarnya. Sumbu Bumi miring 23,5° dengan bidang edarnya. Ini mengakibatkan selalu ada pergantian bagian Bumi yang menghadap ke matahari saat Bumi melakukan revolusi. Pada satu saat bagian utara yang menghadap Bumi dan sebaliknya, pada saat yang lain bagian selatan yang menghadap matahari.

Interaksi Bumi dan Matahari

Ketika Bumi mengelilingi Matahari, kemiringan sumbu Bumi menghasilkan empat kondisi yang istimewa (Huddart, 2010). Pada bulan Juni dan Desember merupakan titik balik matahari. Sedangkan bulan September dan Maret adalah masa ketika lamanya siang dan malam di wilayah ekuator sama karena Matahari berada tegak lurus dengan ekuator.

Pada bulan Juni, Matahari berada di BBU (23,5°LU), pada saat ini Bumi bagian utara berada lebih dekat dengan Matahari dan sebaliknya Bumi bagian selatan berada sangat jauh dengan Matahari, Bumi bagian utara mengalami musim panas dan bagian selatan musim dingin. Sedangkan bulan Desember merupakan kondisi sebaliknya.

Jarak matahari-bumi yang terdekat disebut ‘perihelion’, terjadi pada tanggal 4 Januari dengan jarak 91,5 juta mil, dan jarak matahari-bumi yang terjauh disebut ‘aphelion’ terjadi pada tanggal 5 Juli dengan jarak 94,5 juta mil

Pergantian musim terjadi karena adanya gerak revolusi Bumi terhadap Matahari (Huddart, 2010). Revolusi ini membuat Matahari seolah bergerak dari BBU menuju BBS dan begitu seterusnya. Gerak ini mengakibatkan perbedaan lama siang dan malam yang artinya terdapat perbedaan lama penyinaran antara Bumi bagian utara dan selatan. Sehingga, tidak ada musim yang sama pada waktu yang sama antara Bumi belahan utara dan selatan.

Demikian untuk pembahasan mengenai bumi dan matahari. Semoga bermanfaat.

Sumber:

  • Purnomo, A., 2020, Geografi Fisik. Penerbit Ombak, Yogyakarta
  • Suryanto W., dan Luthfian, A., 2019, Pengantar Meteorologi. Gadjah Mada University Press, DIY
  • Aldrian, E., Karmini, M., Budiman, 2011, Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Indonesia, Pusat Perubahan Iklim dan KU, BMKG

Dalam materi bahan ajar mata kuliah Geografi STMKG.

 

Share
Verified by MonsterInsights